Rabu, 23 Februari 2011

Masalah pokok perekonomian indonesia

Masalah pokok perekonomian indonesia
Pemerintah adalah ibarat seorang nahkoda yang sedang menjalankan sebuah kapal.
Dalam jangka pendek, harus dapat menjaga kondisi kapalnya agar terhindar dari berbagai ancaman selama perjalanan.
Dalam jangka panjang, agar kapalnya dapat mencapai tujuan yang diinginkan.
Dan sesungguhnya keberhasilan pemerintah dalam jangka panjang tidak terlepas dari kemampuannya menangani masalah-masalah ekonomi jangka pendek ini.
Masalah Pokok, yaitu :
1. Pengangguran
2. Inflasi
Pengangguran
Penduduk berfungsi ganda dalam perekonomian. Dalam konteks pasar ia berada baik disisi permintaan maupun sisi penawaraan. Disisi permintaan, penduduk adalah konsumen, sumber permintaan akan barang dan jasa. Disisi penawaraan, adalah sebagai produsen, jika ia pengusaha /pedagang?tenaga kerja.
Jumlah penduduk yang besar memperkecil pendapatan perkapita dan menimbulkan masalh ketenagakerjaan.
Angkatan kerja dibedakan menjadi 2 sub-kelompok :
1. Pekerja adalah orang-orang yang mempunyai pekerjaan, mencakup orang yang
Mempunyai pekerjaan namun untuk sementara waktu sedang tidak bekerja.
2. Pengangguran adalah orang yang tidak mempunyai pekerjaan dan berusaha mencari
Pekerjaan.
Macam-macam Pengangguran
o Pengangguran Triksional
Adalah pengangguran yang terjadi karena memilih menganggur sambil menunggu pekerjaan yang lebih baik, yang memberikan fasilitas/gaji yang lebih baik.
o Pengangguran Struktural
Adalah pengangguran karena di berhentikan oleh perusahaan. Karena kondisi perusahaan mengalami kemunduran sehingga terpaksa mengurangi tenaga kerja.
o Pengangguran Teknologi
Karena di gunakannya teknologi yang menggantikan tenaga manusia. Atau kemampuaan/keahlian pekerja yang tidak sesuai dengan kebutuhan perusahaan.
o Pengangguran Siklikal
Terjadi karena pengurangan tenaga kerja secara menyeluruh, dikarenakan kemunduran.
Sama dengan pengangguran structural namun pengangguran siklikal kejadiannya lebih meluas dan menyeluruh.
Contoh : PHK, bank-bank di merger.
o Pengangguran Musiman
Terjadinya di pengaruhi oleh musim. Sering terjadi pada sector pertanian.
o Pengangguran Sukarela
Adalah sukarela menganggurkan diri, karena uang banyak dan deposito.
o Pengangguran Terselubung
Langkah-langkah kebijakn untuk mengatasinya :
a. Mengendalikan pertumbuhan penduduk.
Karena pertumbuhan penduduk yang cepat jika tidak diimbangi dengan peningkatan kegiatan produksi akan muncul pengangguran.
b. Terciptanya kegiatan ekonomi yang meningkat.
Karena akan membuka kesempatan kerja.
c. Memberikan dan mengarahkan pendidikan sumberdaya.
Karena dengan memperbanyak pusat-pusat pelatihan kerja, kemudahan bagi pengolah sekolah-sekolah kejuruan.
d. Memberikan kesempatan kerja di daerah-daerah
e. Digalangkannya eksport jasa, berupa pengiriman tenaga kerja.ke luar negri.

INFLASI
Pengertian
Inflasi adalah suatu keadaan dimana terdapat kenaikan harga umum secara terus-menerus. Jadi bukan kenaikan harga satu atau dua macam barang saja, melaikan kenaikan harga dari sebagian besar barang dan jasa, dan pula bukan hanya satu atau dua kali kenaikan harga, melainkan kenaikan harga secara terus menerus.
Macam-macam Inflasi
Dalam melihat macam inflasi, kita dapat membedakannya berdasarkan atas laju pertumbuhan inflasi tersebut atau menurut boediono, berdasarkan atas parah atau tidaknya inflasi tersebut antara lain :
- Inflasi yang ringan (kurang dari 10% per tahun)
- Inflasi sedang (antara 10-30% per tahun)
- Inflasi berat (antara 30-100% per tahun)
- Hioerinflasi (diatas 100% per tahun)
Dampak Inflasi
Pembedaan macam inflasi atas parah atau tidaknya ini berguna untuk melihat dampak dari inflasi yang bersangkutan. Apabila inflasi itu ringan, biasanya justru mempunyai pengaruh yang positif dalam arti dapat mendorong perekonomian untuk berkembang lebih baik yaitu meningkatkan pendapatan nasional dan membuat orang menjadi begairah bekerja atau ada insentif untuk bekerja, menabung, maupun mengadakan investasi.
Sebaliknya dalam masa inflasi yang parah yaitu pada saat terjadi hiperinflasi, keadaan perekonomian menjadi kacau balau, dan perekonomian menjadi lesu, orang menjadi tidak bersemangat bekerja, menabung, maupun mengadakan investasi dan produksi. Karena harga meningkat sangat cepat, para penerima pendapatan tetap akan menjadi kewalahan dalam mengimbangi kenaikan harga barang dan jasa, sehingga taraf hidup mereka menjadi semakin merosot dari waktu ke waktu.
Demikian pula bagi para pengusaha yang bergerak dalam menghasilkan barang. Karena kenaikan harga yang begitu cepat. Ini menyebabkan terjadinya spekulasi.
Tabungan pun akan menjadi semakin lenyap dan digantikan dengan hoarding yaitu menyimpan dalam bentuk barang dan bukan uang. Karena ini lebih menguntungkan ketika harga-harga pada naik.
Sebagai akibat keseluruhan, jumlah barang dan jasa menjadi semakin langka dalam perekonomian, sehingga harga tidak menjadi semakin reda kenaikannya, tetapi justru akan menjadi semakin cepat dan perekonomian menjadi semakin parah keadaanya. Nilai uang merosot terus dan karena itu uang semakin tidak berharga sehingga begitu diterima dibelanjakan lagi. Keadaan ini akan semakin memperparah perekonomian.
Sisi Negatif :
• Inflasi akan menjadikan turunnya pendapatan rill masyarakat yang memilih penghasilan tetap.
• Inflasi menyebabkan turunnya nilai rill kekayaan masyarakat yang berbentuk kas (uang).
• Inflasi akan menyebabkan nilai tabungan masyarakat menjadi turun.
• Inflasi akan menyebabkan laju pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi terlambat.
Sisi Positif
• Inflasi tang terkendali menggambarkan adanya aktifitas ekonomi dalam suatu Negara.
• Inflasi terkendali merangsang masyarakat untuk berusaha bekerja keras untuk meningkatkan kesejahteraannya.
Sebab-sebab Inflasi
Macam inflasi dapat dilihat dari penyebabnya, yaitu :
• Inflasi permintaan (demand full inflation)
adalah inflasi yang disebabkan oleh adanya tarikan permintaan terhadap barang dan jasa, sehingga mendorong harga untuk meningkat.
Sehingga sesuai dengan hokum permintaan. Sisi baik dari inflasi yang disebabkan naiknya permintaan :
Bahwa kenaikan dalam harga, jika diimbangi dengan naiknya komoditi yang diproduksi. Sehinggameskipun harga naik, namun cukup tersedia komoditi dipasar.
• Inflasi penawaraan (cost push inflation)
adalah inflasi yang di timbulkan karena desakan kenaikan biaya produksi, terutama kenaikan biaya tenaga kerja.
• Inflasi spiral (spiral inflation)
adalah sifat kenaikan harga yang didorong oleh kenaikan upah, dan diikuti oleh kenaikan upah lagi.
Asalnya Inflasi
• Inflasi yang berasal dari dalam negri
Adalah inflasi yang terjadi di karenakan peristiwa-peristiwa yang terjadi didalam negri.
Contoh : peredaraan uang di dalam negri yang terlalu banyak.
• Inflasi yang berasal dari luar negri
Adalah inflasi yang terjadi dinegara lain, seringkali merembet ke Negara Indonesia.
Menurut Keynes :
“ lebih melihat pada keserakahan manusia sebagai sebab utama munculnya inflasi ”.

KESIMPULAN
Inflasi pada tingkat yang rendah akan berfungsi mendorong perkembangan perekonomian. Sedangkan inflasi pada laju yang tinggi justru akan menghambat perkembangan perekonomian.
Terdapat suatu trade-off antara tingkat inflasi dan tingkat pengangguran, yaitu bila tingkat inflasi ditekan, tingkat pengangguran meningkat. Sebaliknya bila tingkat pengangguran ditekan tingkat inflasi akan menjadi lebih cepat.
Inflasi yang sudah berkembang cepat perlu ditanggulangi karena akan merusak struktur perekonomian, dan inflasi dapat di tanggulangi secara cepat, namun dibarengi dengan timbulnya angka pengangguran yang tinggi, dan alternative lain inflasi dapat ditanggulangi secara perlahan-lahan, tetapi penyembuhan inflasi menjadi tidak jelas walaupu di barengi dengan tingkat pengangguran yang rendah.
Tindakan yang di ambil dapat dengan mengurangi jumlah uang yang beredar, dengan pembatasan kenaikan tingkat upah lewat perundangan ataupun dengan himbauan, dan dapat pula dengan insentif perpajakan dan kebijakan penghematan, atau dengan campur dari semua kebijakan.

Rabu, 16 Februari 2011

APBN 2010

RINGKASAN APBN TAHUN 2009-2010
(triliun rupiah)

2009 - 2010

% thd % thd % thd
APBN RAPBN-P RAPBN
PDB PDB
A. PENDAPATAN NEGARA DAN HIBAH 985,7 18,5 872,6 16,1 911,5 15,1

I. PENERIMAAN DALAM NEGERI 984,8 18,5 871,6 16,1 910,1 15,0
1. PENERIMAAN PERPAJAKAN 725,8 13,6 652,1 12,0 729,2 12,1

a. Pajak Dalam Negeri 697,3 13,1 632,1 11,7 702,0 11,6
1) Pajak Penghasilan 357,4 6,7 340,4 6,3 340,3 5,6
2) Pajak pertambahan nilai 249,5 4,7 203,1 3,7 267,0 4,4
3) Pajak bumi dan bangunan 28,9 0,5 23,9 0,4 26,5 0,4
4) BPHTB 7,8 0,1 7,0 0,1 7,4 0,1
5) Cukai 49,5 0,9 54,5 1,0 57,0 0,9
6) Pajak lainnya 4,3 0,1 3,3 0,1 3,8 0,1
b. Pajak Perdagangan Internasional 28,5 0,5 20,0 0,4 27,1 0,4
1) Bea masuk 19,2 0,4 18,6 0,3 19,5 0,3
2) Bea Keluar 9,3 0,2 1,4 0,0 7,6 0,1

2. PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK 258,9 4,9 219,5 4,0 180,9 3,0

a. Penerimaan SDA 173,5 3,3 140,0 2,6 111,5 1,8
1) SDA Migas 162,1 3,0 129,1 2,4 101,3 1,7
2) Non Migas 11,4 0,2 10,9 0,2 10,2 0,2
b. Bagian Laba BUMN 30,8 0,6 29,2 0,5 23,0 0,4
c. PNBP Lainnya 49,2 0,9 44,4 0,8 36,7 0,6
d. Pendapatan BLU 5,4 0,1 5,9 0,1 9,7 0,2
II. HIBAH 0,9 0,0 1,0 0,0 1,4 0,0

B. BELANJA NEGARA 1.037,1 19,5 1.005,7 18,5 1.009,5 16,7
I. BELANJA PEMERINTAH PUSAT 716,4 13,4 696,1 12,8 699,7 11,6
BELANJA K/L 322,3 6,1 317,0 5,8 327,6 5,4
BELANJA NON K/L 394,1 7,4 379,1 7,0 372,1 6,2
1. Pembayaran Bunga Utang 101,7 1,9 110,1 2,0 115,6 1,9
2. Subsidi 166,7 3,1 160,0 2,9 144,4 2,4

II. TRANSFER KE DAERAH 320,7 6,0 309,6 5,7 309,8 5,1
1. Dana Perimbangan 297,0 5,6 285,3 5,3 293,0 4,8
a. Dana Bagi Hasil 85,7 1,6 74,1 1,4 76,6 1,3
b. Dana Alokasi Umum 186,4 3,5 186,4 3,4 195,8 3,2
- DAU Murni 186,4 3,5 186,4 3,4 187,0 3,1
- DAU Tambahan (Tunjangan Profesi Guru) 0,0 0,0 0,0 0,0 8,9 0,1
c. Dana Alokasi Khusus 24,8 0,5 24,8 0,5 20,6 0,3
2. Dana Otonomi Khusus dan Penyesuaian 23,7 0,4 24,3 0,4 16,8 0,3

C. KESEIMBANGAN PRIMER 50,3 0,9 (23,0) (0,4) 17,6 0,3
D. SURPLUS DEFISIT ANGGARAN (A - B) (51,3) (1,0) (133,0) (2,5) (98,0) (1,6)

E. PEMBIAYAAN (I + II) 51,3 1,0 133,0 2,5 98,0 1,6
I. PEMBIAYAAN DALAM NEGERI 60,8 1,1 144,8 2,7 107,9 1,8
1. Perbankan dalam negeri 16,6 0,3 56,0 1,0 7,1 0,1
2. Non-perbankan dalam negeri 44,2 0,8 88,8 1,6 100,8 1,7
a. Penerimaan Privatisasi 0,5 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0
b. Hasil Pengelolaan Aset 2,6 0,0 (0,2) (0,0) 1,2 0,0
c. Surat Berharga Negara (neto) 54,7 1,0 102,1 1,9 104,4 1,7
d. Pinjaman Dalam Negeri 0,0 0,0 0,0 0,0 1,0 0,0
e. Dana Investasi Pemerintah dan Rest. BUMN (13,6) (0,3) (13,1) (0,2) (5,9) (0,1)
II. PEMBIAYAAN LUAR NEGERI (neto) (9,4) (0,2) (11,8) (0,2) (9,9) (0,2)
1. Penarikan Pinjaman LN (bruto) 52,2 1,0 70,7 1,3 57,6 1,0
26,4 0,5 31,8 0,6 24,4 0,4
b. Pinjaman Proyek Bruto 25,7 0,5 38,9 0,7 33,2 0,5
2. Penerusan SLA 0,0 0,0 (13,0) (0,2) (8,6) (0,1)
3. Pembyr. Cicilan Pokok Utang LN (61,6) (1,2) (69,5) (1,3) (58,8) (1,0)


Guna mendukung strategi pembangunan tahun 2010, yaitu peningkatan kesejahteraan rakyat
dan pengurangan kemiskinan, kebijakan pengalokasian pengeluaran di bidang pendidikan
akan difokuskan pada:
(1) peningkatan kualitas wajib belajar pendidikan dasar sembilan
tahun yang merata,
(2) peningkatan akses, kualitas, dan relevansi pendidikan menengah
dan tinggi,
(3) peningkatan kualitas dan revelansi pendidikan nonformal, serta
(4) peningkatan profesionalisme dan kesejahteraan pendidik.

Untuk bidang kesehatan, pembangunan difokuskan pada:
(1) peningkatan akses dan kualitas
pelayanan kesehatan,
(2) percepatan penurunan angka kematian ibu dan anak, perbaikan
gizi masyarakat dan pengendalian penyakit,
(3) peningkatan ketersediaan dan mutu obat
dan tenaga kesehatan, serta
(4) peningkatan jaminan pelayanan kesehatan penduduk miskin
dan penduduk di daerah tertinggal, terpencil, dan pulau terdalam.